Social Icons

Facebook  Twitter  Google+ 

Senin, 22 Juli 2013

Dari Penjual Pangsit hingga Tukang Becak

SURABAYA – 15 tahun lalu, tepatnya tahun 1998 pria kelahiran Ponorogo 13 November 1968 ini mulai menjadi tukang becak di daerah Dinoyo, Surabaya. Bapak Sugiono, biasanya dipanggil. Sebelum menjadi tukang becak pada tahun 1998, beliau juga pernah memulai usaha bersama istrinya dengan berjualan mi pangsit di jalan Dinoyo juga pada tahun 1995. “Tapi baru jalan tiga tahun istri saya sudah ngga mau nerusin, mas.” ujarnya.
Saat ini beliau tidak hanya menjadi tukang becak saja, namun juga ikut membantu mengangkut barang-barang dagangan di warung depan kampus Widya Mandala Surabaya. “Saya kalo’ pagi gitu ikut bantu-bantu di warung, mas. Dibayarnya pake’ makan siang.” tambahnya. Di malam harinya, beliau juga kadang-kadang menggantikan temannya yang bekerja sebagai juru parkir di restoran dekat tempatnya mangkal.
Menurutnya, dengan hanya bekerja sebagai tukang becak saja tidak cukup untuk menutupi biaya kehidupan istri dan anak semata wayangnya. Maka dari situlah pak Sugiono ini mencari biaya tambahan dengan kerja serabutan. Pendapatan yang didapat dari becak hanya berkisar 30.000 hingga 50.000 rupiah jika ramai dan jelas tidak lebih banyak dibandingkan hasil dari menjadi juru parkir dan bekerja serabutan lainnya.

Keteguhan dan kerja keras dari seorang bapak Sugiono ini patut dihargai, meskipun pada saat puasa seperti sekarang, beliau tetap menjalani puasa sekaligus bekerja berpanas-panasan. “Kan itu sudah jadi kewajiban saya sebagai umat beragama.” Tambahnya. (YK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar