SURABAYA
– Semua perbuatan pasti ada akibatnya, itulah yang dialami oleh Eko Rullystiono
yang sekarang sehari-harinya bekerja sebagai Satpam di Universitas Katolik
Widya Mandala Surabaya yang terletak di Jalan Dinoyo. Karena area parkir kampus
Widaya Mandala yang terletak di Jalan Dinoyo sangat terbatas, para Satpam yang
bertugas menjaga area tersebut bersusah payah agar area parkir tersebut cukup
untuk parkir para Dosen dan mereka harus tidak mengizinkan para Mahasiswa yang
ingin parkir di area parkir kampus. Itulah salah satu pekerjaan yang biasa dilakukan
oleh Eko Rullystiono selain menjaga tanda parkir motor masuk dan menjaga area
parkir di PLP atau Pusat Latihan Psikologi yang berada di depan kampus Widya
Mandala.
Lulusan
D3 Manajemen ini, terpaksa harus bekerja sebagai Satpam padahal ia bisa
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, namun setelah 4 tahun ia menjalani dan
seiring berjalannya waktu ia pun nyaman dengan pekerjaannya. Semua bermula pada
tahun 2008 ketika ia sedang bekerja di PT. Suparma yang memproduksi kertas,
sendal, tissue dan kayu. Ia dan karyawan lain melakukan demo karena tidak
seimbangnya upah yang mereka dapat dengan pekerjaannya. Akan tetapi, Eko
Rullystiono lah yang memimpim demo tersebut. Akibat perbuatannya itu ia di PHK
atau Putus Hubungan Kerja oleh sepihak dari perusahaan, bukan hanya itu, ia
juga di black list dan tidak bisa
melamar pekerjaan ke perusahaan lainnya.
Beruntung
pria berumur 29 tahun ini, masih bisa bekerja sebagai Satpam yang di kelola
oleh salah satu perusahaan outsourcing,
sehingga ia tetap bisa mencari nafkah dan memiliki pekerjaan walaupun dengan
sistim kontrak. Di samping itu ternyata ia memiliki usaha kecil-kecilan di
rumah dari hasil belajarnya selama kuliah Manajemen yang mendalami tentang Bisnis.
Usahanya antara lain menyewakan mobil orang lain yang dititipkan kepadanya,
peternakan kambing yang menghasilkan susu dan baru-baru ini ia mencoba usaha katering.
Sebenarnya pria kelahiran Jombang ini masih memiliki cita-cita, yaitu ingin
memiliki sertifikat chef, namun
karena sekolah chef tidaklah murah,
maka ia harus menunda cita-citanya tersebut.
Ternyata
kesalahan apapun yang pernah kita lakukan, kita masih bisa memperbaikinya dan
berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi. Dan kita juga harus belajar dari
kesalahan tersebut dan tidak mengulangnya lagi di masa depan. (MM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar