Social Icons

Facebook  Twitter  Google+ 

Selasa, 11 Maret 2014

Screening Film Bareng Mas Benny



SURABAYA(11/03) - Di buka oleh MC Komunikasi Fiesta 2014 Camelia dan Maria dengan menyapa para penonton yang terdiri dari peserta lomba Desain Competition (Design Comp), Movie Festival dan para mahasiswa/i Fakultas Ilmu Komunikasi Unika Widya Mandala Surabaya.  Kemudian dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Noveina S Dugis selaku dosen Fakultas Ilmu Komunikasi.
Benny Wicaksono biasa di panggil dengan Mas Benny, memutarkan koleksi-koleksi filmnya untuk dipertontonkan kepada seluruh mahasiswa dan peserta Komunikasi Fiesta 2014. Beliau juga mempresentasikan tentang “Potensi Kamera yang Luar Biasa”. Pada slide presentasi yang pertama menunjukkan seorang sutradara Perancis yang terkenal didunia yang menjadi tokoh inspirasinya yaitu Jean Luc Godard. Kemudian di slide selanjutnya muncul kata Modern, modernitas sendiri adalah sebuah mainsate orang Barat yang sangat terobsesi dengan realitas. Obsesi akan realitas yaitu menduplikasi realitas dan membuatnya menjadi film.

Kemudian Benny Wicaksono memutarkan sebuah film “Man with A Movie Camera” karya Dziga Vertov sebutan bapak seniman sedunia. Film ini menunjukkan bagaimana karya Vertov pada jaman kamera yang masih serba manual. Beberapa karya Vertov menginspirasi  film-film seperti “What” (2001) karya Reza Afsina yang menceritakan bagaimana tehnik pengambilan gambar secara natural saat kamera lensa terbuka. Film ini juga menceritakan tubuhnya sebagai metafora dari seorang individu yang mempertanyakan dosa di setiap ajaran agama.

Setelah pemutaran film yang mengandung kekerasan, selanjutnya Mas Benny memutarkan film yang berjudul “BILAL” (2006) karya Bagasworo Aryaningtyas yang tehnik pengambilan gambarnya dengan memunculkan sosok Bagasworo sebagai punker sejati. Film ini membawa pesan kritik tentang fasisme dan kekerasan yang mengatas namakan agama. Lalu lanjut ke film “Jalan Tdak Ada Ujung” (2006) karya M. Pasha yang menampilkan fenomena disudut kota Jakarta dengan pemukiman kumuh yang sempit.

Selain itu ada beberapa film festival yang di putar seperti “Sinema Elektronik” karya Anggun Priambodo, “IQRA” karya Ari Satria D dan terakhir film “Dangdut Koplo”. Film-film yang sudah diputarkan oleh Mas Benny ini tujuannya adalah ingin menunjukkan bagaimana tehnik pengambilan gambar yang berasal dari momen yang ada disekitar kita ataupun hal-hal yang tidak terduga sekalipun dapat diabadikan. Mas Benny menyampaikan harapannya agar para mahasiswa dapat membuat karya dari film-film yang sudah diputarkannya dan mengerti potensi dari kamera itu sendiri untuk mengbadikan setiap momen. Hal itu juga di sampaikan oleh salah satu peserta Poster Competition Deden Suprayogi mahasiswa asal Universitas Negeri Surabaya di akhir acara “Merasa senang, mendapatkan pengalaman baru tentang film”. (Rny)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar