Seorang lelaki tua yang sedang membaca kitab dan berdoa seusai sholat ini sangat
kusyuk di ruangan perpustakaan masjid Ampel. Terlihat terdapat rak buku di sebuah pilar
disebelah lelaki tua tersebut. Hal ini sangat menjelaskan bahwa di komunitas Ampel tetap
memperhatikan dalam segi ilmu pengetahuannya namun banyak mengarah ke
religi. Terlihat dari macam buku disana yang kebanyakan adalah buku religi. Dan
perpustakaan itu sendiri menandakan bahwa masyarakat Ampel juga mengutamakan pendidikan. Dan buku-buku tersebut tidak hanya untuk dipajang tetapi memang
dibaca oleh para warga Ampel maupun pengunjung atau wisatawan di kawasan masjid Ampel tersebut. Letak dari perpustakaan masjid Ampel ini berada
didalam masjid yang mana terdapat di hampir setiap pilar masjid dan di lorong
masjid yang ada.Bila ada perayaan pada hari besar di Ampel
ruangan perpustakaan ini biasanya juga digunakan menjadi tempat sholat warga
sekitar Ampel maupun yang sedang berziarah ke Makam Sunan Ampel. Kapasitas untuk menampun jamaah
cukup besar.
Perpustakaan ini bentuknya memanjang. Buku-buku yang ada disana antara
lain, Hadist-hadist, Al-Quran, buku-buku doa, buku sejarah, buku-buku cerita
nabi, cerita-cerita muslim, cerita sunan, dan lain-lain. Suasana di
perpustakaan Ampel sangat kusyuk dengan nuansa hijau pada karpet dan putih
tembok, berhiaskan kayu-kayu ukiran, dan pada siang hari ada celah-celah yang
memberi tempat pada cahaya matahari untuk dapat masuk menyinari ruangan
perpustakaan tersebut. Rak buku-buku disana dibuat dari pilar-pilar dan ada
juga yang ditanam di tembok-tembok masjid atau disusun di sudut-sudut masjid.
Buku-buku disana berjumlah ribuan. Setiap orang yang berkunjung kesana,
diberikan kebebasan untuk membaca setiap buku yang ada disana. Seperti halnya
masjid para perempuan yang masuk ke dalam masjid harus berkerudung dan para
lelaki harus berpakaian sopan dan juga semua harus melepas sepatu atau alas
kaki apapun.
Disetiap akhir ibadah Sholat para Jamaah menyempatkan untuk membaca
buku-buku yang ada di Masjid Ampel sambil berdoa atau biasa disebut dengan
wiritan. Dalam sebuah kitab ada yang bernama Iqra’ dimana yang memiliki arti
bacalah, membaca Al-Quran mula-mula kita akan diajarkan dalam Iqro’ yang
terbagi dari jilid 1 sampai 6, yang sampai pada akhirnya ketika kita membaca
Al-Quran sudah mengerti panjang pendek dari tanda-tanda yang dituliskan untuk
dibaca.Peziarah banyak yang menghabiskan waktu di dalam masjid dengan tetap
duduk di atas sajadah dan tidak lupa untuk membaca buku yang telah diberikan
fasilitas buku yang sangat banyak. (Why News
FIKOM/Deana Permatasari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar