Social Icons

Facebook  Twitter  Google+ 

Selasa, 11 Desember 2012

Berwisata Mangrove di Pantai Utara Surabaya


         Belum banyak warga Surabaya yang tahu bahwa di kawasan Pantai Timur Surabaya tepatnya di daerah Rungkut Wonorejo saat ini sedang dikembangkan wisata lingkungan Mangrove. Selain sebagai tempat wisata, tempat wisata ini juga memanfaatkan bendungan atau waduk  sebagai pintu air untuk menanggulangi banjir.
            Ekowisata Mangrove menyediakan pengalaman berwisata air sekaligus lingkungan yang berbeda. Di tempat ini pengunjung dapat mengelilingi tempat konservasi lingkungan Mangrove dengan naik perahu dari dermaga sampai ke muara. Bagi pengunjung yang tak ingin naik perahu, ada alternatif lain untuk mengelilingi hutan Mangrove yakni dengan berjalan kaki di atas jembatan kayu di sepanjang pantai. Selain menikmati wisata Mangrove, pengunjung juga dapat menikmati wisata memancing ikan di atas bilik-bilik bambu yang sudah disediakan.
            Pengunjung ekowisata ini beragam mulai dari keluarga, anak-anak muda dan rombongan pelajar. Pengunjung Ekowisata Mangrove biasanya memanfaatnya tempat wisata ini untuk berlibur dari keseharian dan mencari alternative bentuk wisata baru. Banyak yang memanfaatkan ekowisata ini sebagai tempat pemotretan misalnya untuk foto pra-wedding. Banyak pengunjung mengatakan bahwa mereka sangat senang dengan keberadaan ekowisata ini, dan berharap perbaikan tempat wisata ini terus dilakukan. “Tempatnya enak, meskipun panas-panas begini jadi rasanya adem karena banyak pohon, anak-anak juga senang selain bermain, mereka juga bisa mengenal tentang lingkungan,” ungkap Yasmin salah satu pengunjung Ekowisata Mangrove.
            Di dalam tempat wisata ini juga dikembangkan perkebunan tanaman Magrove misalnya tanaman bakau. Perkebunan ini dikelola secara langsung oleh dinas perkebunan Surabaya. tanaman-tanaman pantai muda ini ditanam dalam sebuah media polybag.
            Di Ekowisata Mangrove ini hidup sekitar 20 tanaman Mangrove dan tinggal sekitar lebih dari 40 jenis burung yang dilestarikan, antara lain burung belibis, Kareo padi, Caladi Lilin, Perenjak Rawa, Kuntul Cina dan lain-lain. Dengan demikian, tempat Ekowisata Mangrove sekaligus menjadi kawasan lindung daerah pesisir pantai utara.
            Kawasan Ekowisata Mangrove ini terus dikembangkan baik sarana prasarana maupun infrastrukturnya. Akses jalan menuju kawasan ekowisata butuh perbaikan lebih lanjut karena selain jalanan sempit, jalanan menuju kawasan ini cukup berbatu dan becek saat hujan tiba. (Why News FIKOM/Yustiana Candrawati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar