Belum banyak warga Surabaya yang
tahu bahwa di kawasan Pantai Timur Surabaya tepatnya di daerah Rungkut Wonorejo
saat ini sedang dikembangkan wisata lingkungan Mangrove. Selain sebagai tempat
wisata, tempat wisata ini juga memanfaatkan bendungan atau waduk sebagai pintu air untuk menanggulangi banjir.
Ekowisata Mangrove menyediakan
pengalaman berwisata air sekaligus lingkungan yang berbeda. Di tempat ini
pengunjung dapat mengelilingi tempat konservasi lingkungan Mangrove dengan naik
perahu dari dermaga sampai ke muara. Bagi pengunjung yang tak ingin naik
perahu, ada alternatif lain untuk mengelilingi hutan Mangrove yakni dengan
berjalan kaki di atas jembatan kayu di sepanjang pantai. Selain menikmati
wisata Mangrove, pengunjung juga dapat menikmati wisata memancing ikan di atas
bilik-bilik bambu yang sudah disediakan.
Pengunjung ekowisata ini beragam
mulai dari keluarga, anak-anak muda dan rombongan pelajar. Pengunjung Ekowisata
Mangrove biasanya memanfaatnya tempat wisata ini untuk berlibur dari keseharian
dan mencari alternative bentuk wisata baru. Banyak yang memanfaatkan ekowisata
ini sebagai tempat pemotretan misalnya untuk foto pra-wedding. Banyak pengunjung mengatakan bahwa mereka sangat
senang dengan keberadaan ekowisata ini, dan berharap perbaikan tempat wisata
ini terus dilakukan. “Tempatnya enak, meskipun panas-panas begini jadi rasanya
adem karena banyak pohon, anak-anak juga senang selain bermain, mereka juga
bisa mengenal tentang lingkungan,” ungkap Yasmin salah satu pengunjung
Ekowisata Mangrove.
Di dalam tempat wisata ini juga
dikembangkan perkebunan tanaman Magrove misalnya tanaman bakau. Perkebunan ini
dikelola secara langsung oleh dinas perkebunan Surabaya. tanaman-tanaman pantai
muda ini ditanam dalam sebuah media polybag.
Di Ekowisata Mangrove ini hidup
sekitar 20 tanaman Mangrove dan tinggal sekitar lebih dari 40 jenis burung yang
dilestarikan, antara lain burung belibis, Kareo padi, Caladi Lilin, Perenjak
Rawa, Kuntul Cina dan lain-lain. Dengan demikian, tempat Ekowisata Mangrove
sekaligus menjadi kawasan lindung daerah pesisir pantai utara.
Kawasan Ekowisata Mangrove ini terus
dikembangkan baik sarana prasarana maupun infrastrukturnya. Akses jalan menuju
kawasan ekowisata butuh perbaikan lebih lanjut karena selain jalanan sempit,
jalanan menuju kawasan ini cukup berbatu dan becek saat hujan tiba. (Why News FIKOM/Yustiana Candrawati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar