Surabaya-
Bertepatan dengan bulan Agustus, tema kemerdekaan memang sedang hangat
diperbincangkan. Hal inilah yang kemudian coba diangkat Kompas dalam diskusi
interaktif bersama mahasiswa-mahasiswa di Jawa Timur. Isu pemilihan umum yang
juga sedang sangat dekat dengan masyarakat Jawa Timur juga diangkat dalam
diskusi yang di selenggarakan di Ruang Auditorium Gedung Agustinus, Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya ini.
Mengangkat
tema “Anak Muda Bicara, Reaktualisasi Kemerdekaan di Jawa Timur”, acara ini
merupakan bentuk kerjasama antara Kompas dan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Diskusi yang diselenggarakan pada
Selasa (20/8) ini diikuti oleh beragam peserta, diantaranya mahasiswa-mahasiswa
kelas Komunikasi Politik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya, serta perwakilan organisasi kemahasiswaan
universitas-universitas lain di Jawa Timur. Diskusi dibuka dengan sambutan dari
tuan rumah yakni Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya, Yuli Nugraheni, dan perwakilan Redaksi Kompas, Nasrullah
Nara.
Acara
yang berlangsung kurang lebih 3 jam ini mengahadirkan 3 pembicara, yakni Paring
Waluyo Dosen Universitas Airlangga Surabaya, Muhamad Khodafi, Dosen IAIN Sunan
Ampel, dan Umar Sholahudin. Dipandu moderator Kompas, Dodi Wisnu Pribadi,
diskusi ini memberikan inspirasi pada generasi muda untuk memaknai kemerdekaan
yang sesungguhnya. Bertepatan pula dengan akan diselenggarakannya pemilihan
Gubernur Jawa Timur, para pembicara mengajak para anak muda khususnya mahasiswa
untuk memiliki pilihan yang rasional, kritis dan bertanggung jawab.
Lebih
khusus, para pembicara memaparkan beberapa hal menarik terkait kemerdekaan dan
Jawa Timur. Paring Waluyo membuka wawasan para mahasiswa dengan menjelaskan
mengenai situasi Jawa Timur dalam kerangka nasional. Jawa Timur merupakan salah
satu provinsi dengan potensi kekayaan alam terbesar, namun kurangnya akses
masyarakat membuat kemiskinan di Jawa Timur menjadi masalah yang kompleks.
Kemudian Muhamad Khodafi mengajak anak-anak muda untuk mendekonstruksi arti
kemerdekaan , bukan saja terbebas dari penjajah namun juga dari kemiskinan,
kebodohan dan problem kemanusiaan. “Bangsa ini bergantung pada para pemudanya,
karena itu para pemuda dituntut untuk peka terhadap masalah-masalah sosial yang
terjadi di sekitar” tegas Khodafi. Sementara itu, Umar Sholahudin mengajak para
mahasiswa untuk menggunakan hak pilihnya saat pilgub nanti, pilihan yang
bertanggung jawab dan tidak golput atau apatis.
Diskusi
yang diselenggarakan oleh Kompas Kampus ini merupakan rangkaian roadshow di beberapa kampus di
Indonesia. Sebelum Surabaya, Jakarta dan Bandung lebih dulu menggelar acara
serupa. Diskusi Kompas Kampus ini bertujuan untuk lebih membuka wacana anak
muda, khususnya mahasiswa dalam menanggapi isu-isu tertentu. Sebagai anak muda,
mahasiswa memang memiliki ide-ide dan gagasan yang harus disalurkan untuk
pembangunan yang lebih baik. (Yustiana Candrawati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar