Social Icons

Facebook  Twitter  Google+ 

Senin, 11 Februari 2013

Belajarlah Dari Masa Lalu, Hiduplah Untuk Masa Depan


 “Jangan cepat merasa gagal dan putus asa, jika kamu jatuh percayalah kamu akan bisa bangkit lagi” pesan Rudi yang merupakan Head of Corporate Communications PT. DJARUM”
Siang itu suasana ruang A.201 masih tampak ramai setelah diadakannya kuliah tamu Manajemen Public Relation oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Nampak para mahasiswa tengah berfoto bersama pembicara yang tak lain adalah Rudijanto Gunawan.
Perawakannya yang tinggi, murah senyum dan sederhana membuat putera kelahiran Jakarta tahun 1955 ini selalu melekat diingatan ketika berjumpa dengannya. Masa kecil bungsu dari lima bersaudara ini dihabiskan di Jakarta mulai dari pendidikan hingga ia mulai bekerja. “Orang tua saya berasal dari Solo namun di tahun 1945 mereka pindah ke Jakarta, maka masa kecil, remaja hingga bekerja semua saya habiskan di Jakarta,” ungkap Rudi.
Bagi Rudi tidak ada pengalaman yang paling berkesan ketika dirinya menjadi seorang Ayah. “Sebagai kepala keluarga saya memiliki tiga orang anak, satu laki-laki dan dua lainnya perempuan. Anak ketiga saya perempuan adalah seorang tuna rungu yang kini tengah mengambil konsentrasi media production untuk pendidikannya di England,” urai Rudi.
Keinginannya untuk menjadi seorang wartawan akhirnya membuat Rudi menempuh pendidikan selama tiga tahun yang menghantarkannya sebagai sarjana muda di Sekolah Tinggi Publisistik. “Sejak SMA saya bercita-cita untuk menjadi seorang wartawan, hingga akhirnya kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik di Lenteng Agung Jakarta,” ungkap alumnus S1 Prof.Dr. Moestopo ini.
Walaupun berkeinginan sebagai seorang wartawan namun karir pertama Rudi adalah sebagai karyawan di Intervista Advertising yang merupakan perintis periklanan modern di Indonesia. Setelah menghabiskan waktu selama lima tahun di Intervista Advertising pada tahun 1988 Rudi resmi bergabung bersama PT.Djarum. “Awalnya saya sebagai marketing namun di tahun 2006 barulah menjabat di corporate comunication PT.Djarum. Mungkin gak jodoh yah jadi wartawan,” Kata Rudi sembari tersenyum.
Selama menjadi Public Relation (PR) PT. Djarum, diakui Rudi tidak terlepas dari berbagai rintangan yang ada. “Terdapat sejumlah  persoalan yang timbul dalam public affairs dewasa ini. Salah satunya adalah hukum dan budaya yang beraneka serta persoalan yang  berhubungan dengan news media. Muncul pula tantangan untuk mencapai konsistensi citra dan policy di seluruh dunia,” jelas Rudi.
Rudi menambahkan tantangan terberat bagi praktisi PR adalah perannya sebagai pengelola dan pendamai sistem nilai, kepercayaan dan ideologi perusahaan dengan lingkungan sekitarnya. “Peran ini mesti  didukung oleh status PR sebagai interpreter perusahaan dan pencipta social policy yang menempatkan  organizational behavior sebagai panduan,” urai Rudi.
”Walaupun ada berbagai tantangan tetap membuat saya enjoy karena selain ini memang bidang saya, terus belajar dan belajar membuat saya bisa belajar dari kesalahan yang ada. Belajar dari kesalahan itu penting agar kita bisa menatap masa depan. So far, selama kita mencintai apa yang kita kerjakan maka tidak akan ada hal yang menghambat kita untuk berkarya,” tutur Rudi.
“Menjadi hal yang membangakan ketika kita bisa memberi dan berbagi pada orang lain melalui Corporate Social Responsibility (CSR). Inilah hal yang paling berkesan ketika menjadi seorang PR, bagi saya ini adalah kepuasan tersendiri sebagai seorang manusia,” ungkap Rudi.
Menurut Rudi, sangat sederhana untuk menjadi pribadi yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain. “Motto hidup saya sederhana, seperti kita mengendarai mobil, sekali-kali boleh melihat kebelakang melalui spion tapi yang lebih penting itu melihat kedepan. Jadi, banyak hal-hal yang bisa membuat kita kecewa tapi pastikan itu bukan hal yang akan membuat kita menyerah untuk menjadi yang terbaik, jadikan setiap kegagalan itu adalah pelajaran berharga. Sederhananya, belajar apa yang kita sukai dan berusaha melakukan apa yang kita pelajari,” pesan Rudi mengakhiri pembicaraan. (WhyNewsFikom/Merlina Apul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar