“Jangan cepat merasa gagal dan putus asa, jika kamu jatuh percayalah
kamu akan bisa bangkit lagi” pesan Rudi yang merupakan Head of Corporate Communications PT. DJARUM”
Siang itu
suasana ruang A.201 masih tampak ramai setelah diadakannya kuliah tamu
Manajemen Public Relation oleh
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Nampak
para mahasiswa tengah berfoto bersama pembicara yang tak lain adalah Rudijanto
Gunawan.
Perawakannya
yang tinggi, murah senyum dan sederhana membuat putera kelahiran Jakarta tahun
1955 ini selalu melekat diingatan ketika berjumpa dengannya. Masa kecil bungsu
dari lima bersaudara ini dihabiskan di Jakarta mulai dari pendidikan hingga ia
mulai bekerja. “Orang tua saya berasal dari Solo namun di tahun 1945 mereka
pindah ke Jakarta, maka masa kecil, remaja hingga bekerja semua saya habiskan
di Jakarta,” ungkap Rudi.
Bagi
Rudi tidak ada pengalaman yang paling berkesan ketika dirinya menjadi seorang
Ayah. “Sebagai kepala keluarga saya memiliki tiga orang anak, satu laki-laki
dan dua lainnya perempuan. Anak ketiga saya perempuan adalah seorang tuna rungu
yang kini tengah mengambil konsentrasi
media production untuk pendidikannya di England,”
urai Rudi.
Keinginannya
untuk menjadi seorang wartawan akhirnya membuat Rudi menempuh pendidikan selama
tiga tahun yang menghantarkannya sebagai sarjana muda di Sekolah Tinggi Publisistik.
“Sejak SMA saya bercita-cita untuk menjadi seorang wartawan, hingga akhirnya
kuliah di Sekolah Tinggi Publisistik di Lenteng Agung Jakarta,” ungkap alumnus
S1 Prof.Dr. Moestopo ini.
Walaupun
berkeinginan sebagai seorang wartawan namun karir pertama Rudi adalah sebagai
karyawan di Intervista Advertising
yang merupakan perintis periklanan modern
di Indonesia. Setelah menghabiskan waktu selama lima tahun di Intervista Advertising pada tahun 1988
Rudi resmi bergabung bersama PT.Djarum. “Awalnya saya sebagai marketing namun
di tahun 2006 barulah menjabat di corporate
comunication PT.Djarum. Mungkin gak jodoh
yah jadi wartawan,” Kata Rudi sembari
tersenyum.
Selama
menjadi Public Relation (PR) PT.
Djarum, diakui Rudi tidak terlepas dari berbagai rintangan yang ada. “Terdapat
sejumlah persoalan yang timbul dalam public affairs dewasa ini.
Salah satunya adalah hukum dan budaya yang beraneka serta persoalan yang
berhubungan dengan news media. Muncul pula tantangan untuk mencapai
konsistensi citra dan policy di seluruh dunia,” jelas Rudi.
Rudi
menambahkan tantangan terberat bagi praktisi PR adalah perannya sebagai
pengelola dan pendamai sistem nilai, kepercayaan dan ideologi perusahaan dengan
lingkungan sekitarnya. “Peran ini mesti didukung oleh status PR sebagai interpreter
perusahaan dan pencipta social policy yang menempatkan organizational
behavior sebagai panduan,” urai Rudi.
”Walaupun
ada berbagai tantangan tetap membuat saya enjoy
karena selain ini memang bidang saya, terus belajar dan belajar membuat
saya bisa belajar dari kesalahan yang ada. Belajar dari kesalahan itu penting
agar kita bisa menatap masa depan. So far,
selama kita mencintai apa yang kita kerjakan maka tidak akan ada hal yang
menghambat kita untuk berkarya,” tutur Rudi.
“Menjadi
hal yang membangakan ketika kita bisa memberi dan berbagi pada orang lain
melalui Corporate Social Responsibility
(CSR). Inilah hal yang paling berkesan ketika menjadi seorang PR, bagi saya ini
adalah kepuasan tersendiri sebagai seorang manusia,” ungkap Rudi.
Menurut
Rudi, sangat sederhana untuk menjadi pribadi yang sukses dan bermanfaat bagi
orang lain. “Motto hidup saya sederhana, seperti kita mengendarai mobil,
sekali-kali boleh melihat kebelakang melalui spion tapi yang lebih penting itu
melihat kedepan. Jadi, banyak hal-hal yang bisa membuat kita kecewa tapi
pastikan itu bukan hal yang akan membuat kita menyerah untuk menjadi yang
terbaik, jadikan setiap kegagalan itu adalah pelajaran berharga. Sederhananya,
belajar apa yang kita sukai dan berusaha melakukan apa yang kita pelajari,”
pesan Rudi mengakhiri pembicaraan. (WhyNewsFikom/Merlina Apul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar